KERJA ARTIKULATIF PEREMPUAN PESANTREN DI SUMENEP MADURA DALAM MENJAGA BUMI
DOI:
https://doi.org/10.61624/japi.v5i1.171Abstrak
Pondok pesantren merupakan lokomotif dalam menggerakkan aksi penyelamatan lingkungan. Kelompok santri dari sejumlah jenjag satuan pendidikan di pondok pesantren ini melalui pendampingan dari tenaga pendidik (Guru, Lora, Neng, Nyai, dan Kiai) turun dalam aksi langsung, berlomba menyelematkan lingkungan dari hantaman sampah plastik. Gerakan ini secara simbolis menandai keterlibatan kalangan pesantren secara total dalam menyelamatkan bumi dari iklim yang kurang bersahabat. Santri yang tergabung pada kelompok Pemulung Sampah ini secara khusus bergerak dalam mensosialisasikan bahaya sampah plastik atau sampah nonorganik dan secara umum isu-isu lingkungan. Gerakan Pemulung Sampah kalangan santri ini salah satu manfaatnya untuk mengudukasi pola piker serta pola hidup masyarakat tentang sampah dan lingkungan hidupnya. Gerakan santri sebagai antsisipasi dalam mengurangi (reduce, atau memanfaatkan kembali (reuse) dan atau mendaur ulang (recycle). Di tingkat lokal, yakni di lingkungan pondok pesantren, kelompok santri ini berupaya untuk menjadi pioner masyarakat untuk lebih peduli dengan sampah, kebersihan, kelestarian lingkungan dan hidup sehat. Pemulung Sampah ini memiliki tiga tim. Yaitu, tim sampah plastik, tim pupuk organik dan tim pangan lokal. Gerakan santri peduli lingkungan lewat daur ukang sampah ini secara substansial menguatkan identias santri sebagai mundziru al qaum, orang yang memiliki disiplin ilmu dan memanfaatkannya bagi kepentingan kehidupan di sekitarnya. Para santri menggerakan dan membumikan pemahaman teks kitab kuning yang nafasnya adalah fikih lingkungan atau fikih ekologis.
Unduhan
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Zaitur Rahem

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.