BUDAYA GASAB SANTRI, ANTARA KEBERSAMAAN DAN KETIADAAN TANGGUNG JAWAB

Penulis

  • Siti Jubaedah STAI Syekh Manshur Pandeglang
  • Ela Hikmah Hayati STAI Syekh Manshur Pandeglang
  • Neneng Aida Rosyidah STAI Syekh Manshur Pandeglang

DOI:

https://doi.org/10.61624/japi.v3i1.144

Abstrak

Penelitian ini berfokus pada fenomena gasab di kalangan santri, sebuah praktik yang mencerminkan budaya berbagi dan kebersamaan, namun kerap kali mengabaikan tanggung jawab individu. Gasab merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku mengambil barang milik orang lain tanpa izin, yang biasanya terjadi di pondok pesantren. Meskipun dianggap sebagai bagian dari budaya kebersamaan, praktik ini juga menimbulkan dilema etis terkait tanggung jawab pribadi dan kepemilikan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi partisipatif dan wawancara mendalam di beberapa pondok pesantren. Tujuannya adalah untuk memahami bagaimana gasab diterima, dipraktikkan, serta dipersepsikan oleh para santri dan pengajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gasab dipandang sebagai norma sosial yang memperkuat solidaritas antar santri, namun di sisi lain, praktik ini juga memunculkan ketegangan terkait rasa tanggung jawab dan keadilan dalam kepemilikan. Selain itu, temuan menunjukkan adanya ambiguitas dalam penegakan aturan di pesantren terkait praktik gasab, yang berdampak pada perkembangan moral santri.

Hasil penelitian ini menekankan bahwa meskipun gasab dapat dianggap sebagai ekspresi kebersamaan, diperlukan keseimbangan antara nilai kebersamaan dan tanggung jawab individual untuk menciptakan lingkungan yang lebih adil dan harmonis di pesantren. Oleh karena itu, perlu adanya pembinaan yang lebih baik dalam internalisasi nilai-nilai etika kepemilikan dan tanggung jawab di kalangan santri.

 

 

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Unduhan

Diterbitkan

2023-04-01

Cara Mengutip

Jubaedah, S., Hayati, E. H. ., & Rosyidah, N. A. . (2023). BUDAYA GASAB SANTRI, ANTARA KEBERSAMAAN DAN KETIADAAN TANGGUNG JAWAB. Ta’dibiya, 3(1), 108–119. https://doi.org/10.61624/japi.v3i1.144

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama